di situs Aladin138 Banyak banget yang ngomongin soal feeling dan pola, kayaknya dua hal ini sering banget dicampuradukin, kan? Ada yang bilang, “Ah, ini sih feeling gue aja, nggak ada polanya.” Ada juga yang bilang, “Ini pasti pola yang udah kebentuk.” Tapi, sebenernya, apa sih bedanya? Ada nggak sih hubungan antara keduanya? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Kalo ngomongin tentang pola, kita pasti nggak asing lagi kan dengan kata ini? Pola itu sebenernya kayak sebuah rutinitas yang terbentuk atau suatu hubungan yang bisa kita lihat secara konsisten, misalnya dalam angka, kejadian, atau bahkan dalam perilaku manusia. Misalnya aja, dalam hidup kita, kadang ada aja hal yang terjadi berulang-ulang tanpa kita sadari. Bisa jadi itu emang pola yang kita ciptakan sendiri, atau malah pola yang sudah terbentuk karena kebiasaan orang di sekitar kita. Pola ini biasanya bisa kita identifikasi setelah kejadian tertentu terjadi berulang kali. Misalnya, lo selalu ngerasa kelaperan tiap jam 3 sore, itu bisa jadi pola makan lo yang nggak sehat. Nah, ini jelas ada pola yang terbentuk karena kebiasaan lo sendiri.
Tapi, kadang-kadang kita nggak sadar loh kalau apa yang kita anggap sebagai pola itu cuma sebatas feeling. Maksudnya, kita cenderung menghubungkan kejadian-kejadian tertentu dengan perasaan kita, tanpa bener-bener menganalisis lebih dalam. Misalnya, lo udah beberapa kali ngerasa sedih setiap kali hujan. Jadi, lo mulai berpikir, “Wah, kayaknya setiap hujan gue pasti jadi sedih deh.” Nah, disini lo menganggap itu sebagai pola, padahal bisa jadi itu cuma feeling lo aja yang sedang berlebihan atau lo lagi bawa perasaan doang.
Feeling itu bisa sangat kuat, bahkan kadang kita merasa udah ngerasain sesuatu sebelum kejadian itu bener-bener terjadi. Lo pasti pernah denger orang bilang, “Gue tuh udah ngerasain sesuatu bakal buruk terjadi,” dan ternyata emang bener. Itu bisa jadi karena lo lebih peka terhadap hal-hal di sekitar lo atau lo udah punya pengalaman-pengalaman sebelumnya yang membuat lo berpikir bahwa kejadian itu bakal terulang. Perasaan kayak gini tuh bisa sangat menguasai, tapi kadang kita juga harus hati-hati. Bisa jadi, itu cuma sugesti yang kita tanam di dalam kepala kita, yang akhirnya mempengaruhi cara kita merespon situasi.
Jadi, gimana kita tahu kalau itu beneran pola atau cuma feeling doang? Nah, buat mengetahui apakah itu pola atau cuma perasaan, kita perlu lebih objektif dalam memandang kejadian yang ada. Kadang, kita suka terjebak dalam ilusi perasaan kita sendiri, sehingga kita mikir sesuatu itu terjadi lebih sering daripada yang sebenarnya. Contohnya, lo merasa kayaknya setiap kali lo bertemu dengan orang yang sama, selalu ada yang nggak enak. Lo berpikir itu pola, padahal bisa jadi itu cuma kebetulan aja. Bisa jadi, orang itu punya cara berbicara yang agak bikin lo nggak nyaman, atau mungkin lo lagi mood jelek dan jadi gampang tersinggung.
Penting banget buat selalu introspeksi dan menganalisis apakah hal yang lo rasakan ini bener-bener terjadi berulang-ulang, atau cuma perasaan lo aja yang melebih-lebihkan. Biasanya, pola itu lebih konsisten dan terukur, sementara feeling lebih berhubungan dengan keadaan emosi dan pikiran lo yang lagi nggak stabil. Lo harus coba lebih objektif, misalnya dengan mencatat kejadian-kejadian tertentu dalam hidup lo dan melihat apakah ada kecenderungan yang muncul dalam waktu tertentu. Ini bisa membantu lo mengetahui apakah ada pola yang emang terbentuk atau lo cuma baper aja.
Nggak jarang juga kita seringkali mengaitkan sesuatu yang nggak ada hubungannya dengan perasaan kita. Misalnya, lo merasa cemas setiap kali lo pergi ke tempat yang baru, dan lo menganggap itu sebagai pola kecemasan yang terjadi setiap kali lo pergi ke tempat yang belum pernah lo kunjungi. Padahal, bisa jadi itu cuma ketakutan lo yang muncul karena belum familiar dengan situasi tersebut. Itu emang feeling yang muncul, tapi nggak berarti itu pola yang sudah terbentuk secara konsisten. Yang penting, lo perlu nanya ke diri lo sendiri, “Apakah ini terjadi karena kebiasaan gue atau cuma karena perasaan gue sekarang?”
Jangan sampai kebawa sama asumsi dan akhirnya lo ngerasa terjebak dalam pola yang sebenarnya nggak ada. Perasaan itu bisa sangat mempengaruhi pikiran lo, bahkan kadang lebih kuat daripada fakta yang ada. Jadi, kalau lo merasa ada sesuatu yang berulang, coba deh introspeksi dulu. Cek apakah itu beneran ada polanya atau lo cuma melebih-lebihkan situasi berdasarkan perasaan lo aja.
Kadang juga, dalam hubungan pertemanan atau pacaran, kita seringkali merasa ada pola tertentu dalam interaksi kita dengan orang lain. Misalnya, lo merasa selalu ada masalah setiap kali lo ngelakuin sesuatu yang lo suka, atau lo merasa setiap kali lo udah mulai nyaman, pasti ada halangan yang muncul. Kita kadang berpikir itu adalah pola, padahal bisa jadi itu cuma perasaan lo aja yang takut akan kegagalan. Di sini, lo mungkin perlu untuk lebih jernih melihat situasi dan nggak terlalu buru-buru mengasumsikan itu adalah sesuatu yang udah terbentuk menjadi pola.
Jadi, intinya, pola dan feeling itu emang bisa saling berhubungan, tapi keduanya punya cara kerja yang beda. Pola itu lebih terukur dan konsisten, sedangkan feeling lebih sering dipengaruhi oleh keadaan emosional dan psikologis kita. Dalam hidup, kita perlu berhati-hati dalam membedakan keduanya, supaya nggak salah kaprah dan terjebak dalam perasaan yang nggak seharusnya kita rasakan. Kalau lo ngerasa ada sesuatu yang berulang, coba cek dengan lebih teliti apakah itu pola yang nyata atau cuma feeling lo yang lagi dibawa perasaan.
https://westernmountains.org
Yang penting, jangan terlalu terbawa emosi, karena kadang-kadang, apa yang kita rasakan itu nggak selalu sesuai dengan kenyataan. Emang sih, perasaan itu nggak bisa dipungkiri, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa menyeimbangkan antara perasaan dan logika dalam menghadapi setiap situasi. Jadi, apakah lo merasa ada pola atau cuma feeling? Coba deh lebih objektif dan analitis dalam melihat situasi, karena kadang yang kita anggap sebagai pola, belum tentu bener-bener ada!